Cari Blog Ini

Kamis, 26 Januari 2023

Jum'at Berkah

 

Sumber gambar Dokpri

Pagi yang cerah, secerah senyum Majnun saat menatap sinar rembulan yang menerpa pelataran rumah Layla. Udara pagi tak berembus. Barisan pohon mangga di halaman sekolah berdiri termangu seolah tengah menikmati kehangatan mentari dan merasakan kesejukan pagi. Halaman sekolah terasa meluahkan kelembaban sisa hujan dua hari yang lalu.

Saya memasuki gerbang sekolah sekitar pukul 07. Anak-anak sudah ramai. Beberapa orang terlihat menyapu halaman, memungut sampah, dan mendorong bak sampah beroda.

Beberapa siswa lainnya berkerumun membeli sarapan atau jajanan pada penjual yang membuka lapak di sisi selatan halaman.

Seorang siswa mengayuh sepeda. Di belakangnya berlari seorang siswa lainnya mengejar sepeda yang melaju pelan.

"Sepedanya hentikan dulu," saya menghentikan aksinya dengan kalimat datar, "Temanmu sedang membersihkan halaman."

Siswa pengayuh sepeda berhenti dan memilih tempat untuk memarkir sepedanya. Sebagian besar anak-anak memang telah menunjukkan prilaku positif terhadap lingkungan sekolah. Tetapi sebagian lagi, belum menunjukkan tanggung jawab. Kelompok terkahir ini memerlukan pendampingan agar dapat menyesuaikan dengan teman-temannya.

Dengan tas masih di punggung saya meminta salah seorang siswa mengambil sapu lidi. Tergopoh-gopoh siswa itu masuk kelas. Sesaat kemudian anak itu telah keluar. Tangannya menenteng sebuah sapu lidi bertangkai panjang dan menyodorkannya kepada saya.

Sumber gambar dokpri

Saya mengambil sapu itu dan mulai menyapu bersama siswa di halaman sekolah. Seorang siswa menarik bak sampah ke arah saya. Siswa itu memunguti sampah yang telah terkumpul dan dimasukkan ke dalam bak sampah. 15 menit berlalu sejak kedatangan saya halaman sekolah sudah bersih.

Demikianlah. Anak-anak jaman sekarang tidak dapat dididik secara verbal saja. Mereka memerlukan contoh atau prilaku yang dapat memberikan inspirasi yang menumbuhkan kesadaran pribadi kepada mereka tanpa merasa terpaksa.

Tindakan menyapu tidak memerlukan kerja intelektual atau aktivitas koginisi yang rumit dan beban kerja fisik yang berat. Menyapu merupakan pekerjaan sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Akan tetapi, untuk menularkan kebiasaan itu kepada anak-anak memerlukan cara yang memungkinkan mereka membangun sendiri kesadaran untuk melakukannya.

Sama halnya ketika menumbuhkan dan mengembangkan sikap disiplin kepada siswa, mereka memerlukan contoh bagaimana disiplin itu dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata. Di kelas siswa memerlukan media pembelajaran agar dapat menguasai materi pelajaran atau komptensi yang diharapkan. Pada ranah disiplinpun mereka membutuhkan semacam instrumen berupa contoh yang tentu saja harus ditunjukkan oleh guru dan orang-orang dewasa di sekolah.

Melihat keadaan sudah bersih saya bergegas ke ruang kantor mengambil mikrofon. Melalui pengeras suara saya menyampaikan bahwa kegiatan rutin pagi Jum'at segera akan dimulai. Kegiatan itu adalah kegiatan imtaq. Jum'at Berkah, demikian saya menyebutnya.

Dua orang siswa mengambil terpal dan menggelarnya di halaman sekolah. Terpal itu berfungsi sebagai alas duduk untuk kegiatan imtaq. Sejauh ini sekolah menggunakan halaman untuk kegiatan seperti itu karena tidak memiliki ruangan khusus. Namun demikian itu tidak mengurangi makna kegiatan.

Setelah terpal digelar, anak-anak berebutan mengambil tempat duduk secara terpisah antara laki-laki dan perempuan. Mereka duduk bershaf. Seorang siswa keluar dari ruang kantor dengan sejumlah buku Yasin. Tangannya menggepit buku itu ke dadanya. Di bantu seorang siswa lainnya, buku yasin itu dibagikan kepada siswa satu persatu. Tidak semua siswa kebagian karena jumlah bukunya memang kurang.

Sumber gambar Dokpri

Saya sendiri memimpin kegiatan. Kegiatan dimulai dengan pembacaan fatihah-fatihah yang diniatkan untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup, juga untuk para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Doa juga diniatkan untuk anak-anak, bapak/ibu guru, serta semua warga sekolah dengan harapan semuanya senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan agar tetap dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai warga sekolah.

Saat kegiatan dimulai, satu dua guru datang dan langsung ikut mengambil bagian dalam kegiatan. Mereka duduk berbaur di antara anak-anak. Ini akan memberikan motivasi kepada siswa karena mereka akan merasa mendapat perhatian dari guru.

Selanjutnya, saya memimpin pembacaan surah yasin dan tiga ayat terakhir dalam al-Qur'an. Kegiatan ditutup dengan membaca tahlil dan doa. Secara keseluruhan siswa mengikuti kegiatan dengan baik. Satu dua orang anak-anak terlihat saling colek atau berbicara dengan teman-temannya saat kegiatan. Itu masih dapat dianggap wajar. Jangankan anak-anak, orang tuapun kerapkali menunjukkan perilaku serupa. Di ujung kegiatan saya mengajak siswa memanjatkan doa sebagai penutup.

Setelah kegiatan siswa tidak langsung beranjak dari tempat duduknya. Salah seorang siswa kelas 6 menggunakan kesempatan itu untuk berlatih berpidato. Sebuah cara untuk melatih rasa percaya diri dan keberanian berbicara di depan umum.

Embung Kandong, 27 Januari 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Energi (Baru) dalam Pesawat Kertas

Dokpri Pagi tadi saya masuk ruang kelas dengan perasaan yang lebih baik dari hari kemarin. Ada energi baru yang muncul kembali setelah dirun...