Saya bergabung dengan Kompasiana sejak awal tahun 2022, sebuah platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak 22 Oktober 2008. Setiap konten (artikel, foto, komentar) dibuat dan ditayangkan langsung oleh Pengguna Internet yang telah memiliki Akun Kompasiana (disebut Kompasianer).
Sampai akhir tahun 2022 jumlah member (Kompasianer: sebutan untuk member) telah mencapai 3.5 juta orang.
Saya sendiri bergabung dengan Kompasiana sejak awal tahun 2022. Sampai akhir tahun yang sama saya sudah menulis lebih dari 120-an artikel.
Bergabung dalam Kompasiana membuat mendapatkan banyak hal. Pertama, saya dapat memperoleh informasi lawas sampai informasi paling baru tentang banyak hal. Berbagai jenis tulisan Kompasianer saya dapat memperkaya wawasan tentang berbagai bidang kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, politik, teknologi, sampai hal-hal sederhana yang tak pernah terbetik di benak saya.
Ke dua, Melalui Kompasiana saya dapat mengekspresikan ide, pikiran, dan pengalaman saya melalui tulisan dan berpotensi dibaca banyak orang. Kompasiana memungkinkan saya memperkenalkan diri kepada banyak orang melalui tulisan.
Ke tiga, saya dapat terhubung dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang profesi, sosial, suku, agama, dan idealisme.
Dari blog keroyokan ini pula saya mengenal salah seorang Kompasianer yang tinggal di Australia, Tjiptadinata Efendi. Berdasarkan beberapa artikelnya, Pak Tjipta (begitu saya menyebutnya), lahir di Padang Sumatera Barat.
Di Kompasiana Pak Tjipta telah mencapai status maestro, sebuah predikat senior seorang Kompasianer. Tidak saja karena Pak Tjipta telah lama bergabung tetapi juga karena artikelnya sudah mencapai puluhan ribu sehingga menjadi seorang maestro dalam Kompasiana.
Dalam artikelnya, Pak Tjipta banyak menuliskan tentang pengalaman hidupnya, kegiatan sehari-hari dengan menyisipkan nilai-nilai kehidupan yang positif. Jika berkenan silakan membuka profil Pak Tjipta di sini
Pak Tjipta tidak saja rajin menulis di Kompasiana tetapi juga telah berhasil menerbitkan buku. Bulan November tahun 2022 lalu, Pak Tjipta secara gratis membagikan bukunya kepada Kompasianer. Lewat platform Kompasiana, Pak Tjipta menawarkan bukunya dengan meminta nomor WA dan dan alamat yang berminat.
Mendapat tawaran itu saya tentu saja salah seorang dari kompasianer yang langsung merespon dengan mengirimkan identitas melalui nomor yang dicantumkan Pak Tjipta dalam artikelnya.
Rupanya distribusi buku Pak Tjipta dipercayakan kepada adiknya yang tinggal di Jakarta.
Sampai akhirnya suatu hari seorang kurir menelpon saya bahwa dia sedang mengantarkan barang kiriman dan meminta saya menunggu di rumah.
Saya sempat bingung karena tidak pernah merasa belanja online. Saya baru sadar setelah kiriman itu sampai. Ternyata kiriman itu sebuah buku yang dikirim oleh Pak Tjiptadinata Efendi.
Demikianlah semangat kebaikan itu tidak tersekat batas negara, usia, dan status sosial.
Pak Tjipta tidak saja memiliki kekayaan material yang melimpah tetapi juga pribadi yang selalu bersemangat menularkan kebaikan kepada orang lain.
Buku yang saya terima dari Pak Tjipta merupakan bukti bahwa kebaikan itu bisa menyebar dari satu benua ke benua lainnya. Buku itu memang dikirim dari Jakarta tetapi pemilik dan penulisnya berasal dari benua Kangguru.
Terim kasih Ayah Tjipta.
Lombok Timur, 28 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar